TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
PEMUDA DAN SOSIALISASI
Nama : Rizka Zalza Oktavina
Kelas : 1TB04
NPM : 26312540
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada pembahasan kali ini, saya
akan membahas tentang bagaimana para pemuda bersosialisasi. Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini
disebabkan sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian diri
dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai
masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara
lambat dan teratur (evolusi). Mahasiswa dapat digolongkan sebagai pemuda. Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat.
Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang
sedang menempuh pendidikan.
1.2 TUJUAN
Tujuan pembahasan masalah ini
adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pengertian dari pemuda, bagaimana
pengertian dari sosialisasi dan Internalisasi pemuda. Dan bagaimana gambaran
pemuda dengan identitas dirinya.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
·
Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
-Menjelaskan
pengertian pemuda
-Menjelaskan
pengertian sosialisasi
-Menjelaskan
internalisasi belajar dan sosialisasi
-Menjelaskan
proses sosialisasi
-Menjelaskan
peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
·
Pemuda
dan Identitas
-Menjelaskan
pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
-Menjelaskan
2 pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
-Menuliskan
masalah-masalah generasi muda
-Menyebutkan
potensi-potensi generasi muda
-Menyebutkan
tujuan pokok sosialisasi
·
Perguruan
dan Pendidikan
-Mengembangkan
potensi generasi muda
-Menjelaskan
pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
-Memberikan
alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INTERNALISASI, BELAJAR, DAN SPESIALISASI
2.1.1 PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda adalah generasi penerus
dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung
bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain
memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya
kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika,
frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya.
Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka
berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang dialami
oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk
dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah
sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan
terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
2.1.2 PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi diartikan sebagai
sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi
adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
2.1.3 INTERNALISASI, BELAJAR, DAN SPESIALISASI
Ketiga kata atau istilah
internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang
hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah
internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan
norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak
berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging
dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan)
dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah
hukum).
Istilah belajar ditekankan
pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki
oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu,
dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi
ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang
individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
2.1.4 PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi adalah cara-cara
berhubungan orang perseorang dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem, serta bentuk-bentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal
balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek
kehidupan. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi,
interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya
komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada
kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama
lain tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar
dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka
kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut
interaksi.
Menurut George Herbert Mead,
sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai
berikut.
•
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap
ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih
balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan
cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
•
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap
ini ditandai dengan:
Semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa.
Mulai
terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan
sebagainya.
Anak
mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut
merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan
diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
•
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan
yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan
diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya
kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan
untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi
semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di
luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
•
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan
bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap.
Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat
dalam arti sepenuhnya.
Bentuk
umum proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai
syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorang, antara kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang
perorang.
Pengetahuan
tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian
yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Masyarakat pada umumnya
mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu memiliki hubungan
interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu
dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun kelompok masyarakat.
2.1.5 PERANAN SOSIAL MAHASISWA DAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Pada masa 1990 sampai sekarang
demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda
menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain
gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan
terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk
berdemonstrasi. Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus
walaupun klise, sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan
pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan
pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di
masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum
intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu
mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang
relatif sama dengan warga yang lain. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam
hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan
pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar.
kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak langsung yang bisa
dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain terjadi inflasi, daya
beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan gizi), angka
anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran dan kemiskinan
meningkat.
2.2 PEMUDA DAN IDENTITAS
2.2.1 pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-banar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1)
Landasaan idiil : Pancasila
2)
Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3)
Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4)
Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus
1945
5)
Landasaan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam
masyarakat.
2.2.2 dua pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Dua
pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah :
a.
Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah
memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b.
Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka masih
memerlukan bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke
tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2.2.3 masalah-masalah generasi muda
Berbagai
permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain [3] :
a.
Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan
masyarakat termasuk generasi muda.
b.
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.
Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d.
Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran
/ setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan
berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju
perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem
sosial lainnya.
e.
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh
rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan
seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
f.
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat
daerah pedesaan.
g.
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan
keluarga.
h.
Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i.
Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
2.2.4 potensi-potensi generasi muda
a.
Idealisme dan daya kritis
b.
Dinamika dan kreatifitas
c.
Keberanian mengambil resiko
d.
Optimis dan kegairahan semangat
e.
Sikap kemandirian dan disiplin murni
f.
Terdidik
g.
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
h.
Patriotisme dan nasionalisme
i.
Sikap ksatria
j.
Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
2.2.5 tujuan pokok sosialisasi
v
Individu harus berkomunikasi secara efektif
v
Bertingkah laku selaras dengan norma
v
Individu harus diberi ilmu pengetahuan untuk
kehidupan kelak dimasyarakat.
2.3 PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
2.3.1 MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Di negara-negara maju, salah
satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian
generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk
maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam
suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk
mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets
(MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat
proyek bersama berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa
dan 55 anggota fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah
Nasional Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi
universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari
dua lusin produk, proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan
hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta
(Kingsbury. Louise, 1978:59) [3].
Gagasan dan pola kerja yang
hampir serupa telah dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang,
Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada
sektor teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih
meyakinkan sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa
Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi
inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
2.3.2 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
·
Pengertian Pendidikan
a.
Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga
bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya
nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b.
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai
proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi
mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah
dewasa atas usaha sendiri.
c.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan
sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan
sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia.
e.
Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN
1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional
sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa
indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan
untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
·
Pengertian Perguruan Tinggi
Pendidikan
tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.
Perguruan
tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik
perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi
disebut dosen.
Menurut
jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
1.
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh Negara
2.
Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh swasta
2.3.3 alasan berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Menurut saya, kita sebagai warga Negara
berhak untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuan
kita. Pendidikan yang tinggi memungkinkan kita untuk belajar lebih banyak dan
juga lebih paham tentang ilmu yang kita minati. Pendidikan tinggi juga
merupakan salah satu syarat agar kita dapat memiliki profesi yang baik. Karena itu
kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi sebaiknya diberikan pada siapapun
tanpa mengenal usia maupun status sosial. Karena belum tentu orang yang sudah
tua dan tidak memiliki biaya untuk mengenyam pendidikan tidak mampu untuk
belajar. Kemampuan setiap orang tergantung dari niat orang itu sendiri. Apabila
kita sudah memantapkan hati, rintangan sesulit apapun yang kita hadapi saat
sedang mengenyam pendidikan akan bisa kita lewati. Selain itu tingkat
pengangguran dan angka kriminalitas juga bisa berkurang jika kita memiliki
generasi dengan pendidikan yang tinggi.
No comments:
Post a Comment