Gunadarma University

About Me

My photo
Drawing is my passion! Manga or Archi? I choose both ♥ This blog was made for college-stuffs-posting only, so there's nothing but Architecture stuffs here. Please insert the link as a source if you copy any post from this blog. [Mohon mencantumkan link dari post yang bersangkutan apabila anda menyalin apapun dari blog ini] Thankyou ━━(。・д・)ノ゙━━♪ - キャラメル

Monday, 17 June 2013

Architectural – Wacana budaya arsitektur



Kini dunia interior dan eksterior bukan lagi milik golongan elit Intelektual yang bergelar arsitek.
Hasil karya arsitektur juga bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dari kelas bawah sampai kelas atas.
Penataan ruang tamu dan kantor, taman-taman pinggir kota, gedung-gedung bertikngkat serta ornament-ornamen yang menghiasi  mulai dari yang harganya murah sampai yang mahal, semuanya itu masuk dalam wacana budaya arsitektur.

Wacana budaya arsitektur tidak hanya berbicara atas nama benda hasil produksi, tetapi juga mencakup penelaian keindahan, estetika, artistic dan etika yang didalamnya terkandung nilai-nilai persahabatan dengan lingkungan alam. Menanamkan rasa berbudaya manusia dalam medium rancang bangun ruang adalah hal yang perlu terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan Zaman.

 Para arsitek dengan hati nurani yang tulus wajib memahami wacana budaya arsitektur secara multikompleks, terutama dari sudut filosofisnya. Pandangan sempit dan buta hati dari sebagian insinyur yang hanya ingin mendapatkan julukan maetro dalam menghasilkan sebuah karya sesaat yang tidak bernilai dalam dunia arsitektur.
 Wacana budaya arsitektur bermakna luas dan berperan ganda, disatu sisi dunia arsitek banyak berbicara tentang masalah penataan ruang dan bangunan yang harus diuji dengan metode ilmiah, pada bagian lain bidang arsitektur juga harus mampu berkembang, beradaptasi dan berinteraksi dengan manusia maupun lingkungan alam untuk menggali nilai kebenaran hakiki arsitektural yang universal.
 Candi Borobudur di Yogyakarta dan ratusan Piramida di Mesir adalah sebuah contoh warisan karya besar arsitektur,  monumental yang tiada tandingannya dari dua peradapan bangsa yang berbeda.
 Dunia arsitektur bukanlah ansich milik dirinya sendiri , Arsitektur bisa memunculkan berbagai makna interpretasi. Perbenturan pandangan dalam menilai wacana budaya arsitektur ini, alhasil melahirkan gaya arsitektur yang berbeda-beda.
Kini kita berada di zaman arsitektur modern, kita tidak boleh lupa dengan keberadaan arsitektur tradisional yang menjadi salah satu kekayaan dan kekuatan dalam memunculkan arsitektur modern maupun konterporer.
Dunia arsitektur dimanapun harus mencerminkan sisi-sisi humanis, futiris, naturalis serta religious sampai akhir zaman.

PERPADUAN ARSITEKTUR MODERN DAN TRADISIONAL.

“Architecture Without Architect, and Architect without Architecture”
Ungkapan ini meluncur karena banyaknya bangunan yang berdiri tanpa arsitek, dan banyak pula arsitek yang tidak berkarya  menurut disiplin ilmu yang dimiliki.

Konsep actual :
Pada umumnya konsep perencanaan dan perancangan arsitektur modern selalu mengikuti trend dan berusaha untuk terus actual agar mampu berkompetisi dengan berbagai gaya arsitektur terbaru. Ada beberapa gaya yang menjadi idola dalam konsep hunian seperti Mediteranian, Country dan Deskonstruksi.Jika dianalisa lebih mendalam, gaya ini tak lebih dari pengembangan konsep design arsitektur modern yang mendapat sentuhan-sentuhan Art dan muatan-muatan Seni yang diserasikan dengan karya arsitektur.
Ada berbagai tahapan yang digunakan dalam menganalisa konsep perencanaan lingkungan binaan, seperti rencana site atau lokasi, klimatologi, sintesa gubahan bentuk masa, percapaian sampai pada perencanaan utilitas, Jika tahapan-tahapan itu dilalui dengan mangacu pada kaidah yang berlaku dalam cipta lingkungan binaan, maka dapat dipastikan bangunan akan berdiri dengan nilai arsitektural yang baik.

Dalam arsitektur modern, hal ini tetap berlaku dan terus dikembangkan menurut kebutuhan sesuai dengan keinginan owner. Ada beberapa kendala terutama masalah teknis, tapi itu dapat dikompromikan dengan metode perpaduan seni dan teknologi.
Saat ini banyak dijumpai bengunan berdiri tanpa arsitek (arsitek otodidak) yang hanya mengandalkan taste dan kemampuan imajenasi tanpa hirarki konsep yang seharusnya dilakukan sebagaimana seorang arsitek.
Ketika bangunan berdiri, memang terlihat baik dan bagus, namun tetap ada titik lemahnya, seperti dari segi ukuran dan standarisasi ruang. Meski demikian banyak juga bangunan yang berdiri melalui rancangan arsitek, tetapi juga memiliki titik lemah (No perfect design). Titik lemah tersebut dapat diminimalisir dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki perencana, intinya sebuah karya selalu memiliki kelemahan dan kelebihan.

Kokoh dan Estetis.
Karya arsitektur modern yang tersebar diseluruh penjuru kota, menggambarkan bahwa dunia arsitektur modern dapat dengan cepat merambah ke berbagai segi, tanpa batasan apapun. Belum lagi aspek teknologi yang terus menerus berkembang hingga dapat mempermudah berbagai bentuk yang sudah ditentukan oleh arsitek perencananya.
Banyak jua dijumpai bangunan dengan konsep arsitektur modern yang kokoh, namun kurang memeliki nilai estetis, tak sedikit bangunan modern yang kokoh yang memiliki nilai estetika cukup baik, hal berkat mampunya sang arsitek dalam mengimplementasikan keinginan owner dengan sentuhan seni dipadukan oleh teknologi hingga tercipta bentuk yang harmonis.
Keharmonisan dapat dipermanis dengan panampilan kulit eksterior yang sekarang ini sedang trendi lewat penggunaan kaca untuk menutupi seluruh bangunan. Padahal dari sudut pandang lingkungan, bentuk finishing seperti ini sungguh tak ramah lingkungan, Green House Effect atau efek rumah kaca merupakan akibat yang tak mungkin bisa ditawar dalam konsekuensi rancangan arsitektur modern.

Mungkin sudah waktunya para Arsitek berpikir untuk menciptakan karya arsitektur yang “manusiawi” dan memiliki nilai tambah positif, bukan hanya untuk owner tetapi untuk seluruh masyarakat.
Diharapkan banyak bangunan mendatang dibangun sesuai dengan norma-norma yang berlaku paten dalam arsitektur. Pakem-pakem yang berlaku seperti sirkulsi (space) dengan tingkat kenyamanan optimal agar segera dapat diwujudkan.
Ini harus disadari segera oleh para perencana mapun designer agar dalam menciptakan lingkungan binaan juga memikirkan kepentikangan masyarakat secara luas, bukan hanya asal bangun tanpa perencanaan yang jelas, karena disitulah fungsi arsitek dalam mencipta karya arsitektur.

Ir. Jane Katharina, MM

Sumber : http://iniarsitektur-istn.com

No comments:

Post a Comment