TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK”
NAMA :
RIZKA ZALZA OKTAVINA
NPM :
26312540
KELAS :
1TB04
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk”.
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena, saya
selaku penulis juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan arahan, koreksi dan saran dari dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
supaya dilain waktu tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar dapat saya kerjakan dengan lebih baik lagi.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Depok, 08 Oktober 2012
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
i
DAFTAR ISI ......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
................................................................................... 1
1.2 TUJUAN
.................................................................................................... 1
1.3 PERUMUSAN MASALAH
......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERTUMBUHAN
PENDUDUK ................................................................ 2
2.2 PENGGANDAAN PENDUDUK
................................................................ 2
2.3
FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI YANG MEMPENGARUHI PERTAMBAHAN PENDUDUK .....................................................................................................
3
2.4 RUMUS TINGKAT KEMATIAN KASAR ................................................... 4
2.5 RUMUS TINGKAT KEMATIAN KHUSUS ............................................... 5
2.6 ANGKA KELAHIRAN
............................................................................... 5
2.7
PENGERTIAN MIGRASI
.......................................................................... 7
2.8
MACAM-MACAM MIGRASI
..................................................................... 7
2.9
PROSES MIGRASI
.................................................................................... 7
2.10
AKIBAT MIGRASI ...................................................................................
13
2.11
TIGA JENIS STRUKTUR PENDUDUK
................................................... 14
2.12 BENTUK PIRAMIDA PENDUDUK STASIONER, MUDA, DAN TUA .... 14
2.13
RASIO KETERGANTUNGAN
.................................................................... 15
2.14 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA ..... 16
2.15 KEBUDAYAAN HINDU,
BUDDHA, DAN ISLAM ..................................... 23
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................
25
Bab I
pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan
sebagainya. Adapun akibat dari perkembangan ini, telah mengubah cara berpikir
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
1.2 TUJUAN
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan supaya pembaca dapat lebih memahami pertumbuhan
dan perkembangan penduduk. Diantaranya faktor-faktor pendorong pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
- Menuliskan perkembangan penduduk dunia dengan menggunakan tabel
- Menuliskan penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan tabel
- Menyebutkan faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan
penduduk
- Menuliskan rumus tingkat kematian yang kasar
- Menuliskan rumus tingkat kematian khusus
- Menuliskan angka kelahiran
- Menjelaskan pengertian migrasi
- Menyebutkan macam-macam migrasi
- Menyebutkan proses migrasi
- Menjelaskan akibat migrasi
- Menyebutkan 3 jenis struktur penduduk
- Menuliskan bentuk piramida penduduk stasioner, muda, tua
- Menjelaskan pengertian rasio ketergantungan
- Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
- Menjelaskan kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
- Menjelaskan
kebudayaan barat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah
sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan
bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka
akan menimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah
tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang
tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam
hal tersebut.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai 1996 dan
tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Perkembangan penduduk dunia tahun
1830 – 2006
2.2
PENGGANDAAN PENDUDUK
Jika
dilihat dari tabel diatas pertumbuhan penduduk semakin cepat. Sebanding dengan
penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya pun makin singkat.
Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Penggandaan penduduk
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.
Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
2.3 FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI YANG
MEMPENGARUHI PERTAMBAHAN PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.
Dengan begitu, maka bertambahlah sistem matapencaharian hidup menjadi lebih
kompleks.
Secara umum ada
tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di
antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah
istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup,
atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari
fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran
fertilitas:
a. Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun
ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah
kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun)
pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah
perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun
tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific
fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran
bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak
yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya.Adapun
ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan
perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya
dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada
priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000
perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Kematian adalah
ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000
individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada
populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah
peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan
yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya
musim dingin atau kerana over populasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:
1. Faktor demografi, antara lain adalah:
a. Struktur umur
b. Struktur perkawinan
c. Umur kawin pertama
d. Paritas
e. Disrupsi perkawinan
f. Proporsi yang kawin
2. Faktor non demografi, antara lain adalah:
a. Keadaan ekonomi penduduk
b. Perbaikan status perempuan
c. Tingkat pendidikan
d. Urbanisasi dan industrialisasi.
2.4 RUMUS TINGKAT KEMATIAN KASAR
Rumusnya adalah jumlah kematian pada tahun tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan
konstanta yang biasanya bernilai 1000.
2.5 RUMUS
TINGKAT KEMATIAN KHUSUS
Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan
dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
2.6 ANGKA KELAHIRAN
Angka kelahiran
merupakan suatu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan kependudukan di
suatu Negara ditambah dengan tekhnologi yang semakin canggih sehingga kelhiran
seorang anak bisa dipercepat apa bila semua Ini terjadi terus menerus maka
tidak akan mungkin bila kepadatan penduduk akan terjadi di seluruh di dunia.
Meskipun tingkat fertilitas sudah menurun, kalau jumlah ibunya besar, sebagai akibat tingkat kelahiran yang tinggi dimasa lalu serta perbaikan kesehatan, maka jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya. Tiap tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahunnya akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar atas kelahiran bayi-bayi ini, saat ini dan seterusnya sampai bayi-bayi ini mendapatkan perkejaan dan menjadi Ibu yang melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang fertilitas atau kelahiran dan KB serta indikator-indikatornya sangat berguna bagi para penentu kebijakan dan perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama kesejahteraan Ibu dan anak.
Meskipun tingkat fertilitas sudah menurun, kalau jumlah ibunya besar, sebagai akibat tingkat kelahiran yang tinggi dimasa lalu serta perbaikan kesehatan, maka jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya. Tiap tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau yang KB-nya kurang berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahunnya akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas. Kabupaten atau kota yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi konsekuensi pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar atas kelahiran bayi-bayi ini, saat ini dan seterusnya sampai bayi-bayi ini mendapatkan perkejaan dan menjadi Ibu yang melahirkan generasi penerus. Pengetahuan tentang fertilitas atau kelahiran dan KB serta indikator-indikatornya sangat berguna bagi para penentu kebijakan dan perencana program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama kesejahteraan Ibu dan anak.
Populasi: 245.613.043
(Juli 2011 est)
Definisi: entri ini memberikan estimasi dari Biro Sensus AS berdasarkan statistik dari sensus penduduk, penting statistik pendaftaran sistem, atau survei sampel yang berkaitan dengan masa lalu dan pada asumsi tentang tren masa depan. Total populasi menyajikan satu ukuran keseluruhan dari dampak potensial dari negara di dunia dan di dalam wilayah. Catatan: Mulai dengan Factbook 1993, perkiraan demografis untuk beberapa negara (kebanyakan di Afrika) secara eksplisit telah diperhitungkan efek dari dampak pertumbuhan epidemi HIV / AIDS. Negara-negara ini saat ini: The Bahamas, Benin, Botswana, Brazil, Burkina Faso, Burma, Burundi, Kamboja, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Pantai Gading, Ethiopia, Gabon, Ghana , Guyana, Haiti, Honduras, Kenya, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Nigeria, Rwanda, Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania, Thailand, Togo, Uganda, Zambia, dan Zimbabwe.
• Penduduk Menurut bagan tahun
• Populasi peringkat grafik
• Penduduk – peta komparatif
• Populasi, total – peta tematik – Dunia Indikator Bank
• Populasi, total – perbandingan negara – Bank Dunia Indikator
• Tingkat pertumbuhan populasi
Setara Data Dari Dana Moneter Internasional
Variabel: Populasi
Catatan: Untuk keperluan sensus, jumlah penduduk negara itu terdiri dari semua orang yang jatuh dalam lingkup sensus. Dalam arti luas, total dapat terdiri dari baik semua warga biasa dari negara atau semua orang yang hadir di negara ini pada saat sensus. [Prinsip dan Rekomendasi untuk Sensus Penduduk dan Perumahan, Revisi 1, ayat 2.42]
Unit: Orang
Skala: Jutaan
Negara-spesifik Catatan: Sumber: CEIC data aktual Terbaru: 2010 mata uang domestik Primer: Indonesia Rupiah Data terakhir diperbarui: 09/2011
Sumber: Dana Moneter Internasional – 2011 World Economic Outlook
Tahun Populasi Persen Perubahan
Definisi: entri ini memberikan estimasi dari Biro Sensus AS berdasarkan statistik dari sensus penduduk, penting statistik pendaftaran sistem, atau survei sampel yang berkaitan dengan masa lalu dan pada asumsi tentang tren masa depan. Total populasi menyajikan satu ukuran keseluruhan dari dampak potensial dari negara di dunia dan di dalam wilayah. Catatan: Mulai dengan Factbook 1993, perkiraan demografis untuk beberapa negara (kebanyakan di Afrika) secara eksplisit telah diperhitungkan efek dari dampak pertumbuhan epidemi HIV / AIDS. Negara-negara ini saat ini: The Bahamas, Benin, Botswana, Brazil, Burkina Faso, Burma, Burundi, Kamboja, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Pantai Gading, Ethiopia, Gabon, Ghana , Guyana, Haiti, Honduras, Kenya, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Nigeria, Rwanda, Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania, Thailand, Togo, Uganda, Zambia, dan Zimbabwe.
• Penduduk Menurut bagan tahun
• Populasi peringkat grafik
• Penduduk – peta komparatif
• Populasi, total – peta tematik – Dunia Indikator Bank
• Populasi, total – perbandingan negara – Bank Dunia Indikator
• Tingkat pertumbuhan populasi
Setara Data Dari Dana Moneter Internasional
Variabel: Populasi
Catatan: Untuk keperluan sensus, jumlah penduduk negara itu terdiri dari semua orang yang jatuh dalam lingkup sensus. Dalam arti luas, total dapat terdiri dari baik semua warga biasa dari negara atau semua orang yang hadir di negara ini pada saat sensus. [Prinsip dan Rekomendasi untuk Sensus Penduduk dan Perumahan, Revisi 1, ayat 2.42]
Unit: Orang
Skala: Jutaan
Negara-spesifik Catatan: Sumber: CEIC data aktual Terbaru: 2010 mata uang domestik Primer: Indonesia Rupiah Data terakhir diperbarui: 09/2011
Sumber: Dana Moneter Internasional – 2011 World Economic Outlook
Tahun Populasi Persen Perubahan
1980 148.04
1981 151.315 2.21%
1982 154.662 2.21%
1983 158.083 2.21%
1984 161.58 2.21%
1985 164.63 1,89%
1986 168.348 2,26%
1987 172.01 2.18%
1988 175.589 2,08%
1989 179.136 2,02%
1990 179.83 0,39%
1991 182.94 1,73%
1992 186.043 1,70%
1993 189.136 1,66%
1994 192.217 1,63%
1995 195.294 1,60%
1996 198.32 1,55%
1997 201.353 1,53%
1981 151.315 2.21%
1982 154.662 2.21%
1983 158.083 2.21%
1984 161.58 2.21%
1985 164.63 1,89%
1986 168.348 2,26%
1987 172.01 2.18%
1988 175.589 2,08%
1989 179.136 2,02%
1990 179.83 0,39%
1991 182.94 1,73%
1992 186.043 1,70%
1993 189.136 1,66%
1994 192.217 1,63%
1995 195.294 1,60%
1996 198.32 1,55%
1997 201.353 1,53%
2.7
PENGERTIAN MIGRASI
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat
yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat
migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal
yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
2.8
MACAM-MACAM MIGRASI
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
* Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
* Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran
Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
2.9 PROSES MIGRASI
Sejarah migrasi Indonesia hanya dapat dijelaskan dengan memahami sejarah
perkembangan masyarakat secara ekonomi politik. Hal ini mengingat praktek
migrasi yang telah dimulai sejak ribuan tahun lalu di sebuah negeri kepulauan
besar yang disebut Nusantara (sekarang Indonesia) tidak terlepas dan menjadi
bagian dari perkembangan masyarakat. Sama pentingnya dengan upaya untuk
memahami dasar-dasar obyektif (nyata) yang menjadi latar belakang dan motif pokok
terjadinya migrasi di samping aspek lain yang sifatnya sekunder. Seperti
misalnya migrasi awal dalam sejarah Indonesia ditandai dengan kedatangan suku
bangsa asing yang membawa dan memperkenalkan sebuah sistem ekonomi baru yang
didasarkan pada hubungan kepemilikan budak. Dan inilah satu masa yang menjadi
titik mula diawalinya praktek penindasan satu klas terhadap klas yang lain, di
mana satu suku bangsa menjadi klas tuan budak, dan kelas yang lain dipaksa
menjadi budak. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan sejarah Migrasi di
Indonesia menjadi 3 (Tiga) macam masa/periode:
1. Masa Pra Kolonial
2. Masa Kolonial
3. Masa Paskah colonial/sekarang
2. Masa Kolonial
3. Masa Paskah colonial/sekarang
Masa Pra Kolonial
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar suku.
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar suku.
Kedatangan mereka dalam rangka mendapatkan wilayah baru, dan hal
tersebut berarti mereka harus menaklukan suku bangsa lain yang telah berdiam
lebih dulu di Indonesia. Karena mereka memiliki tingkat kebudayaan yang lebih
tinggi berupa alat kerja dan perkakas produksi serta perang yang lebih maju,
maka upaya penaklukan berjalan dengan lancar. Selain menguasai wilayah baru,
mereka juga menjadikan suku bangsa yang dikalahkanya sebagai budak. Pada
perkembangannya, bangsa-bangsa lain yang lebih maju peradabannya, datang ke
Indonesia, mula-mula sebagai tempat persinggahan dalam perjalanan dagang
mereka, dan kemudian berkembang menjadi upaya yang lebih terorganisasi untuk
penguasaan wilayah, hasil bumi maupun jalur perdagangan. Seperti misalnya
kedatangan suku bangsa Dravida dari daratan India -yang sedang mengalami puncak
kejayaan masa perbudakan di negeri asalnya- , berhasil mendirikan kekuasaan di
beberapa tempat seperti Sumatra dan Kalimantan.
Mereka memperkenalkan pengorganisasian kekuasaan dan politik secara
lebih terpusat dalam bentuk berdirinya kerajaan kerajaan Hindu dan Budha.
Berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai zaman keemasan dari masa
kepemilikan budak di Nusantara yang puncaknya terjadi pada periode kekuasaan
kerajaan Majapahit. Seiring dengan perkembangan perdagangan, maka juga terjadi
emigrasi dari para saudagar dan pedagang dari daratan Arab yang kemudian
mendirikan kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah pesisir pantai untuk
melakukan penguasaan atas bandar-bandar perdagangan. Berdirinya kerajaan Islam
telah mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke daerah pedalaman, dan mulai
memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian yang lebih maju dari
sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik pertanian, menandai
mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina juga banyak
berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan seperti misalnya
ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng Hong yang mendarat
di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi orang-orang Jawa ke
semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura untuk bekerja
sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan perjalanan ke
Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di pulau Sangir
Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena letaknya yang
sangat dekat secara geografis.
Dari catatan sejarah yang sangat ringkas tersebut, maka kita dapat
menemukan beberapa ciri dari gerakan migrasi awal yang berlangsung di masa-masa
tersebut. Pertama, wilayah Nusantara menjadi tujuan migrasi besar-besaran dari
berbagai suku bangsa lain di luar wilayah nusantara. Sekalipun pada saat itu
belum dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat migrasi yang bersifat
internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang berasal dari daerah yang
sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan terjadinya migrasi pertama-tama
adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk tinggal dan hidup, penguasaan
sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan realisasi hal tersebut
menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga,
proses migrasi tersebut ditandai dengan berlangsungnya perang dan penaklukan,
cara-cara yang paling vulgar dalam sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga
telah mendorong perkembangan sistem yang lebih maju dari masa sebelumnya
seperti pengenalan organisasi kekuasaan yang menjadi cikal bakal negara (state)
dan juga sistem pertanian.
MASA KOLONIAL
Kedatangan kolonialisme asing khususnya Belanda telah membawa beberapa perubahan dalam sendi feodalisme, namun tidak menghancurkannya secara keseluruhan, tetapi justru menjadikannya basis atau dasar susunan ekonomi kolonial. Kolonialisme bekerjasama dengan kekuatan feodal lokal menjalankan penindasan yang paling keji dan vulgar terhadap rakyat Indonesia, dan pada masa tersebut kebijakan dan praktek migrasi benar-benar sepenuhnya melayani kepentingan ekonomi politik penguasa kolonial. Pada masa itu, orang Jawa menjadi sasaran utama dari kebijakan migrasi kolonialisme Belanda. Setelah berakhirnya perang Jawa (1825-1830), pemerintah kolonial Belanda berkepentingan untuk membuka sumber-sumber ekonomi di luar Jawa, termasuk dalam rangka mengembangkan kekuasaannya secara lebih besar di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan untuk mengantisipasi persaingan dengan negara-negara kolonial lainnya.
Atas dasar itulah, maka orang Jawa banyak dikirim ke luar Jawa untuk
diperkerjakan di tempat-tempat yang kaya dengan sumber alam. Pada kurun waktu
yang hampir sama, orang Jawa dan Sumatra juga semakin banyak yang migrasi ke
Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia dan Singapura) mengingat kolonialisme
Inggris yang berkuasa memang sengaja membuka selebar-lebarnya arus migrasi dari
Sumatra dan Jawa, pertama-tama untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja
sebagai akibat masih sedkitnya populasi manusia di kedua negara tersebut.
Bahkan pada akhir abad ke 19, dengan dibukanya perkebunan-perkebunan
baru di Sumatra Timur, pemerintah kolonial Belanda mengirim ribuan orang Jawa
ke Sumatra untuk diperkerjakan sebagai buruh di perkebunan seperti perkebunan
tembakau maupun juga pabrik gula. Ekspor orang Jawa ternyata tidak hanya ke
Sumatra Timur tetapi juga ke Suriname, Kaledonia Baru dan juga Vietnam.
Pemerintah kolonial Belanda menutupi praktek ekspor manusia ini dengan bungkus
program Politik Etis atau Balas Budi yang mereka sebarluaskan akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Perluasan perkebunan yang sangat cepat, dan
berdirinya pabrik pengolahan hasil perkebunan, telah menyebabkan meningkatnya
kebutuhan tenaga kerja. Jumlah buruh perkebunan dari Jawa ternyata belum
mencukupi sehingga pemerintah kolonial Belanda pada saat yang bersamaan juga
mendatangkan tenaga kerja dari Cina. Kehidupan buruh perkebunan sangatlah berat
dan menderita disebabkan oleh rendahnya upah dan buruknya kondisi kerja. Bahkan
seringkali mereka tidak dibayar karena uang gaji mereka dirampas oleh para
mandor, dan kekurangan bahan makanan dan pakaian menjadi pemandangan umum yang
dapat dilihat di perkebunan-perkebunan masa itu. Para buruh yang tidak tahan
atas beratnya penderitaan banyak yang melarikan diri, namun kemudian mereka
akan mendapatkan siksaan yang berat ketika berhasil ditemukan atau ditangkap.
Hal ini menjadi legal karena pemerintah kolonial Belanda menerbitkan Koelie
Ordonantie yang memberikan hak secara legal kepada para pemilik perkebunan
untuk memberikan hukuman kepada para buruhnya yang membangkang atau melawan.
Perempuan Jawa dan Cina pada waktu itu juga banyak yang diperdagangkan,
dipaksa menjadi pelacur di wilayah perkebunan dan ada yang menjadi wanita
simpanan para mandor dan pegawai perkebunan yang berkebangsaan Belanda.
Pemerintah kolonial juga menggunakan migrasi sebagai jalan keluar untuk
menyalurkan keresahan sosial sebagai akibat dari penghisapan ekonomi dan
tekanan penduduk di banyak daerah pedesaan di Jawa dengan cara memindahkan
mereka ke pulau-pulau luar Jawa. Catatan penting pada masa kolonial bahwa
migrasi yang berlangsung pada waktu itu sepenuhnya didominasi oleh kebijakan
kolonial yang diabdikan untuk kepentingan negeri kolonial Terutama dalam hal
pengerahan atau mobilisasi tenaga kerja murah ke tempat-tempat di mana sumber
keuntungan kolonial berada, dan pada saat yang bersamaan telah membawa jutaan manusia
dari berbagai asal usul etnis dan bangsa ke dalam situasi penderitaan
yangsangat berat.
MASA PASCA KOLONIAL
Sekalipun Indonesia telah menjadi sebuah negeri merdeka dan berdiri sendiri semenjak 17 Agustus 1945, namun keadaan ekonomi, politik dan kebudayaan tidak mengalami perubahan secara mendasar. Pada kenyataannya, ekonomi Indonesia masih tetap di bawah dominasi ekonomi kolonial sekalipun tidak secara langsung. Imperialisme (kapitalisme monopoli asing) khususnya Amerika Serikat masih menjadi pihak yang mendominasi Indonesia dalam berbagai aspek khususnya ekonomi. Pada masa Soeharto, Indonesia menjadi sasaran empuk imperialisme asing (AS, Inggris, Jepang) sehingga posisinya tidak lebih sebagai penyedia bahan mentah karena kekayaan alamnya, sumber buruh murah sekaligus pasar yang menggiurkan mengingat penduduknya yang melimpah.
Dampaknya, ekonomi Indonesia tidak berkembang ke arah yang lebih maju
dan tidak memiliki dasar-dasar untuk memberikan jaminan bagi kesejahteraan
rakyatnya. Karena pembangunan Indonesia sangat tergantung pada modal asing baik
berupa bantuan maupun hutang, dan pada saat yang bersamaan sumber kekayaan alam
dikuasai perusahaan asing, maka tidak pernah ada upaya untuk membangun industri
nasional yang kuat. Negara-negara industri maju tidak pernah mengijinkan
tumbuhnya industri yang kuat di Indonesia. Hal itu akan membuat mereka memiliki
pesaing dari dalam negeri dan barang-barang produksi mereka tidak akan laku
karena Indonesia bisa memproduksi sendiri. Akibatnya kemudian adalah sedikitnya
jumlah pabrik yang didirikan dan ini membuat ketidaksanggupan sektor industri
membuka lapangan pekerjaan dan menyerap angkatan kerja yang sangat melimpah.
Inilah yang membuat mengapa tingkat pengangguran di Indonesia selalu berada di
angka yang sangat tinggi.
Demikian pula pembangunan pabrik-pabrik hanya terpusat di beberapa kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar sehingga
mengakibatkan munculnya pola migrasi pertama yang sering dikenal dengan
urbanisasi. Laju urbanisasi bertambah parah ketika pengangguran di pedesaan
menggelembung dan menjadi tidak terkendali. Namun karena meningkatnya laju
urbanisasi tidak disertai dengan kemampuan kota menyerap tenaga kerja maka
pengangguran semakin tidak terpecahkan.
Sementara pengusaha-pengusaha besar dalam negeri maupun juga asing
semakin aktif dan agresif untuk membuka usaha ekonomi di luar Jawa yang kaya
dengan sumber alam dan memiliki jutaan hektar tanah yang masih belum produktif.
Maka banyak perusahaan besar tersebut dengan bantuan negara membuka
perkebunan-perkebunan besar di luar Jawa terutama untuk ditanami tanaman
komoditi ekspor seperti Sawit, Karet, Kakao dan sebagainya. Perkembangan
tersebut seperti juga yang terjadi di masa kolonial, telah meningkatkan
kebutuhan akan tenaga kerja. Hal inilah yang telah mendorong pemerintah atas
persekongkolan dengan para pengusaha, meluncurkan program transmigrasi dengan
alasan kepadatan penduduk, tetapi sebenarnya adalah upaya memobilisasi tenaga
kerja murah dari Jawa untuk membuka hutan di luar jawa agar dapat digunakan
sebagai perkebunan oleh para pengusaha. Dan kemudian dibungkus dan
ditutup-tutupi dengan skema atau pola kemitraan antara pengusaha dan petani
seperti pola Inti dan Plasma.
Keterbelakangan ekonomi juga terjadi di pedesaan yang merupakan tempat
di mana mayoritas rakyat Indonesia berada. Pengangguran juga meluas di pedesaan
sebagai akibat sempitnya lapangan pekerjaan. Di desa yang menumpukkan
ekonominya pada pertanian, mayoritas kaum tani adalah kaum tani yang tidak bertanah.
Kalaupun ada yang memiliki tanah, maka dalam jumlah yang sangat terbatas
sehingga hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Keadaan ini
terjadi karena tanah-tanah yang ada di desa rata-rata dikuasai oleh tuan tanah
besar, tani kaya dan orang kaya desa lainnya. Sehingga sedikit sekali kaum tani
yang dapat memanfaatkan tanah bagi kehidupan mereka. Inilah yang menyebabkan
kenapa kemiskinan begitu luas di pedesaan. Program land reform yang sangat
penting bagi kaum tani sampai sekarang belum pernah dijalankan. Kemiskinan di
pedesaan inilah yang menjadi salah satu sebab utama mengapa banyak penduduk
desa terutama yang berusia muda melakukan migrasi baik ke kota-kota besar
bahkan migrasi internasional ke negeri-negeri lain sebagai buruh migran.
Pada masa pemerintahan Soeharto, laju migrasi internasional meningkat
pesat. Artinya, semakin banyak orang terutama perempuan dan berasal dari
keluarga tani miskin di desa yang menjadi buruh migran di negeri lain seperti
Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea dan
sebagainya. Pada prakteknya, para buruh migran mengalami penderitaan dan
penindasan semenjak direkrut oleh calo, penyalur atau agen, saat berada di
penampungan, selama bekerja di luar negeri dan sesampainya kembali di
Indonesia. Masih berlakunya ekonomi kolonial di Indonesia telah membuat
angkatan kerja yang ada memiliki tingkat pendidikan dan kecakapan yang sangat
rendah. Dengan keadaan seperti itu, maka bisa dipastikan bahwa sebagian besar
buruh migran Indonesia hanya mengisi jenis pekerjaan dengan tingkat ketrampilan
rendah dan upah yang sangat murah seperti misalnya pembantu rumah tangga.
Pemerintah yang telah menjadi frustasi karena tidak mampu memecahkan
masalah pengangguran lantas menjadikan ekspor manusia sebagai andalan.
Pemerintah beranggapan bahwa buruh migran menjadi salah satu pemecahan masalah
penyediaan lapangan pekerjaan dan pada saat yang sama peningkatan pendapatan
negara. Sesungguhnya mengapa pemerintah sangat bersemangat menggalakkan ekspor
buruh migran, salah satunya karena merupakan ladang emas bagi para aparaturnya
yang korup. Sebagai akibat berlakunya ekonomi kolonial, maka terjadi
perkembangan ekonomi yang tidak merata : antara desa dengan kota, antar daerah
dalam satu propinsi, antar propinsi, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa.
2.10 AKIBAT MIGRASI
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu
nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu
dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk
berkelangsungan hidupnya dan migrasi pun mempunyai dampak-dampaknya juga.
Dari semua faktor-faktor seperti kesehatan,
ketidak nyamanan, wilayah, ekonomi, susah lahan pekerjaan, bencana alam,dan
sosial budaya maka penduduk pun akan berpikir untuk segera melakukan migrasi
ketempat yang menurut ia nyaman dan semua itu demi berkelangsungan hidupnya
Seiring waktu berjalan kota yang diserbu
para imigran pun padat maka timbul lah akibat-akibat dari imigrasi, kebanyakan
migrasi di Indonesia tidak terkendali dikarenakan kurangnya data pada proses
migrasi karena imigran banyak yang melakukan imigrasi iliegal.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari
migrasi:
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu
kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak
sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata
yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang
• Akan cepatnya terjadi bencana alam,
karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka
lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk
resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga
wabah penyakit
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal
di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa
alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun
dimana-mana
• Area perkuburan yang makin sempit
dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat
mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya
• Lahan pekerjaan yang sempit karena
banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi
sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang
area penjualannya sangat sempit
Komposisi penduduk adalah
suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak penduduk didalam
satu Negara tersebut, dari penduduk tersebut banyaknya, akan dikelompokan pada
kriteria-kriteria tertentu
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele
Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalm sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluarga yang cukup mampu
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele
Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalm sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluarga yang cukup mampu
2.11 TIGA JENIS STRUKTUR PENDUDUK
Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
• Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun
• Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun
• Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
2.12 BENTUK PIRAMIDA
PENDUDUK STASIONER, MUDA, DAN TUA
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang
digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu
kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut
dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu
Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di
sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah
penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida
penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi
yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).
·
Piramida
Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
·
Piramida
Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
·
Piramida
Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
2.13 RASIO KETERGANTUNGAN
Definisi rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat
dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio
Ketergantungan Tua.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 –
64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan:
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Cara Menghitung:
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rumus
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
2.14 PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA.
1. Zaman Batu
sampai Zaman Logam
Upaya menelusuri
sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam,
sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu
itupun terbagi dalam :
– Zaman batu tua
(Palaeolithikum)
– Zaman batu muda
(Neolithikum)
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu
berasal dari Cina Selatan, menyebar kearah selatan, kehilir sungai-sungai besar
sampai ke Semenanjung Malaka. Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak
batu itu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Bahasa Proto Austronesia
sebagai induk atau cikal bakal bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami
pulau-pulau diantara samudra Indonesia & samudra pasifik.
Zaman batu muda
(Neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta
alat-alat lain yang mereka perlukan. Bangsa-bangsa Proto-Austronesia yang masuk
dari Semenanjung Indo China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson
diantaranya berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu dari bahan
perunggu.
2.15 KEBUDAYAAN HINDU,
BUDDHA, DAN ISLAM
Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia
terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi,
yaitu India dan Cina.Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan
yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan
darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina
adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua
dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan,
yaitu:
Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing,
seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
Kesempatan melakukan hubungan perdagangan
internasional terbuka lebar,
Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin
luas, dan
Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti
Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam
kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya
percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh
kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang
dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.
1. Hipotesis Brahmana
1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum
brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para
brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan
memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah Van Leur.
2. Hipotesis Ksatria
2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran
agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di
masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam
masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas
meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah
Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru
sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama
dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis
ksatria.
3. Hipotesis Waisya
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya,
kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam
menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan
para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang
bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu
pendukung dari hipotesis waisya.
4. Hipotesis Sudra
4. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa
peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang
buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya.
Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam
penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada
pendapat yang menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan
disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya
India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga
(Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang
sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan,
arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk
bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua
dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan
prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan
Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia
dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat
di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat
mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak
berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan
pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara
pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.
2. Pemerintahan
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan
oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat
bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir
kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Arsitektur
3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah
bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India
yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi
Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak.
Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan
berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini,
bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau
kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta,
yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha,
dan sebagainya.
5. Sastra
5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia
membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka
bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para
pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang
muncul di Indonesia adalah:
·
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
·
Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
·
Negarakertagama, karya Mpu
Prapanca.
Perkembangan
Agama dan Kebudayaan Hindu di Indonesia
Agama Hindu berkembang di India pada ±
tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda.
Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:
·
Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para
dewa.
·
Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
·
Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara
keselamatan.
·
Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan
penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga
memiliki kitab suci lainnya yaitu:
·
Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal
sesaji.
·
Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan
makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah
banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
v Dewa
Brahmana, sebagai dewa pencipta.
v Dewa
Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
v Dewa
Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang
banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk
pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara
keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau
kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
Ø Kasta
Brahmana, terdiri dari para pendeta.
Ø Kasta
Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
Ø Kasta
Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
Ø Kasta
Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula
golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar
aturan-aturan kasta.
Orang-orang Hindu memilih
tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa
Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga
bisa mencapai puncak nirwana.
Perkembangan Agama dan Kebudayaan Buddha di Indonesia
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Perkembangan Agama dan Kebudayaan Buddha di Indonesia
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka
artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud
dengan Tiga Keranjang adalah:
§ Winayapittaka
: Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.
§ Sutrantapittaka
: Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
§ Abhidarmapittaka
: Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
§
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri
Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:
v Buddha
yaitu berbakti kepada Buddha.
v Dharma
yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
v Sangga
yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai
nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
·
Pandangan yang benar.
·
Niat yang benar.
·
Perkataan yang benar.
·
Perbuatan yang benar.
·
Penghidupan yang benar.
·
Usaha yang benar.
·
Perhatian yang benar.
·
Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari
ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
·
Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat
mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
·
Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana
dengan usaha bersama dan saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat
yang dianggap suci dan keramat yaitu:
·
Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
·
Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi
dan memperoleh Bodhi.
·
Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha
mengajarkan ajarannya pertama kali.
·
Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.
Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Islam Di Indonesia
TEORI
v Islam di bawa oleh para Pedagang Gujarat (India)
Pendukungnya yaitu
: Snouck Hourgonye ; W.F. Stutterheim ; Bernard H.M. Ulekke
Bukti :
o Di temukan makam nisan Sultan Malik Al-Saleh yang
berangka tahun 1297.
o Muncul istilah jirat = paes = nisan = patok, yang
berasal dari Gujarat.
o Berdasarkan berita Marcopolo di sebutkan pada saat singgah
di Samudra Pasai ia menemukan masyarakat sekitar sudah menganut agama Islam.
v Islam di bawa oleh para Pedagang Persia (Iran)
Pendukungnya yaitu
: Umar Amir Husein ; Husein Djayadiningrat
Bukti :
o Adanya Upacara Tabut di Minangkabau
o Penemuan makam Fatimah binti Maulana, di Leran, Gresik
Jawa Timur.
o “Leran” jika di Indonesia nama sebuah kampung/desa,
namun di Persia/Iran adalah nama suku bangsa.
o
v Islam di bawa oleh para Pedagang Arab/Mesir
Dikemukakan oleh
Hamka
Bukti:
o Terdapatnya kesamaan gelar H. Malik yang digunakan di
Samudra Pasai.
o Terdapatnya kesamaan mahzab yaitu mahzab Syafii di
gunakan di Samudra Pasai.
Saluran Islamisasi:
§ Perdagangan
§ Perkawinan
§ Pendidikan
§ Da’wah
§ Kesenian
Tasawuf, adalah
Ajaran ketuhanan yang di campur dengan ilmu-ilmu magic dan hal-hal yang berbau
mistis yang berfungsi untuk pengobatan, biasanya di sesuaikan dengan pola pikir
yang berorientasi pada Hindu-Budha sehingga di sesuaikan dengan kondisi dan
situasi lingkungan masyarakat sekitar.
Faktor Islam Cepat Berkembang
·
Syarat masuk Islam
sangat mudah yaitu hanya membaca 2 kalimat Syahadat.
·
Islam menyebar ke
Indonsia di sesuaikan tradisi pada saat itu.
·
Islam tidak mengenal
kasta/strata sosial.
·
Penyebaran Islam
dilakukan secara damai.
·
Tata upacara peribadatan
Islam sangat sederhana.
·
Upacara dalam Islam pun
sangat sederhana.
Perkembangan Budaya Islam Di Indonesia
·
Akulturasi
Contoh wujud Akulturasi Budaya Islam + Indonesia:
Bidang Bangunan
Contohnya:
Ø Masjid
Cirinya: atap tumpang, pondasi agak tinggi,adanya
parit/kolam, adanya serambi, bedug, kaligrafi, menara, gerbang
Ø Makam
Cirinya: cungkum (rumah makam), di tempat tinggi,
nisan, hiasan kaligrafi.
Ø Seni Sastra
- Hikayat
Cerita/dongeng karya sastra melayu berbentuk prosa
yang memuat peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal sering bertitik tolak
dari peristiwa sejarah.
Contoh: Amir Hamzah, Hikayat si Miskin.
- Babad
Cerita Sejarah yang lebih bersifat dongeng merupakaan
rekaan pujangga keraton yang dianggap sebagai peristiwa sejarah.
Contoh: Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon.
- Suluk
Kitab yang mencerminkan masalah tasawuf yaitu jalan
kearah kesempurnaan batin.
Contoh: Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Malang
Sumbing.
- Primbon
Ramalan-ramalan jawa.
Saat ini, kita hidup di era globalisasi.
Sebuah era dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat. Sebuah era dimana
kita bisa melakukan apa saja dengan teknologi. Sebuah era yang dipenuhi dengan
kemudahan dalam melakukan apapun.
Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi berjalan dengan sangat cepat, terutama teknologi informasi. Saat ini, hanya dengan mengetik nama situs di komputer, kita bisa menjelajahi dunia. Hanya dengan menekan nomor pada pesawat telepon, kita bisa berbicara dengan siapa saja yang kita mau, tidak peduli dimana mereka berada.
Jika kita lihat contoh yang ada, maka kita bisa menyimpulkan bahwa perkembangan zaman dan teknologi memiliki dampak positif jauh lebih besar dari dampak negatifnya. Namun pada kenyataanya, dampak negatif yang ditimbulkan pun sangat berbahaya bagi perkembangan budaya manusia. Salah satu contoh konkret dari fenomena ini adalah berkembangnya kebudayaan barat di Indonesia.
Teknologi informasi yang begitu pesat membuat komunikasi internasional sangat mudah dilakukan. Dengan demikian, masuknya kebudayaan Negara lain ke Indonesia pun terjadi secara signifikan, terutama yang paling mencolok adalah kebudayaan barat. Saat ini, hampir semua aspek dalam kebudayaan barat telah masuk ke Indonesia. Mulai dari fashion, makanan, bahasa, etika pergaulan, sampai tata krama. Masyarakat Indonesia pun menerima masuknya kebudayaan barat ini dengan tangan terbuka karena dengan demikian, itu menandakan bahwa masyarakat kita bisa dikatakan mengikuti perkembangan zaman. Namun penerimaan masuknya budaya barat ke Indonesia ini memiliki dampak yang membahayakan. Masuknya kebudayaan barat ke Indonesia membuat kebudayaan asli Indonesia sendiri menjadi pudar dalam diri masyarakat Indonesia. Hal ini sangat berbahaya karena kebudayaan asli Indonesia adalah jati diri bangsa Indonesia. Dengan membiarkannya pudar, maka berarti juga membiarkan Negara Indonesia dijajah oleh bangsa barat dalam arti tertentu.
Di samping memudarkan kebudayaan asli Indonesia dalam diri masyarakat Indonesia, masuknya kebudayaan barat pun bisa merusak kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak semuanya cocok dengan kebudayaan asli Indonesia. Bahkan bisa dibilang kebudayaan barat banyak bertentangan dan berbeda dengan kebudayaan Indonesia. Salah satu contohnya adalah dalam hal tata krama dan sopan santun. Dibandingkan dengan kebudayaan barat, tata krama bangsa Indonesia secara umum bisa dibilang lebih halus daripada kebudayaan barat. Namun dengan masuknya tata krama barat, tata krama Indonesia yang awalnya halus berubah menjadi kasar. Hal ini jelas tidak bisa dikatakan sebagai hal yang baik,
Setelah ditelaah secara seksama, terbukti
bahwa masuknya kebudayaan barat ke Indonesia tidak selamanya membawa dampak
positif bagi bangsa Indonesia. Maka yang harus kita lakukan dalam menghadapi
era globalisasi ini adalah menerima kebudayaan asing masuk ke Indonesia dengan
tidak melupakan budaya asli Indonesia yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia. Dengan mampu memilah-milah kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia,
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang bergaul dan mampu menghadapi era
globalisasi dengan tetap memegang jati diri sebagai bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.indexmundi.com/indonesia/population.html
http://
mosiolog.blogspot.com
No comments:
Post a Comment