meluncurkan program transmigrasi dengan alasan kepadatan penduduk,
tetapi sebenarnya adalah upaya memobilisasi tenaga kerja murah dari Jawa untuk
membuka hutan di luar jawa agar dapat digunakan sebagai perkebunan oleh para
pengusaha. Dan kemudian dibungkus dan ditutup-tutupi dengan skema atau pola
kemitraan antara pengusaha dan petani seperti pola Inti dan Plasma.
Keterbelakangan ekonomi juga terjadi di pedesaan yang merupakan tempat
di mana mayoritas rakyat Indonesia berada. Pengangguran juga meluas di pedesaan
sebagai akibat sempitnya lapangan pekerjaan. Di desa yang menumpukkan
ekonominya pada pertanian, mayoritas kaum tani adalah kaum tani yang tidak
bertanah. Kalaupun ada yang memiliki tanah, maka dalam jumlah yang sangat
terbatas sehingga hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Keadaan
ini terjadi karena tanah-tanah yang ada di desa rata-rata dikuasai oleh tuan
tanah besar, tani kaya dan orang kaya desa lainnya. Sehingga sedikit sekali
kaum tani yang dapat memanfaatkan tanah bagi kehidupan mereka. Inilah yang
menyebabkan kenapa kemiskinan begitu luas di pedesaan. Program land reform yang
sangat penting bagi kaum tani sampai sekarang belum pernah dijalankan.
Kemiskinan di pedesaan inilah yang menjadi salah satu sebab utama mengapa
banyak penduduk desa terutama yang berusia muda melakukan migrasi baik ke
kota-kota besar bahkan migrasi internasional ke negeri-negeri lain sebagai
buruh migran.
Pada masa pemerintahan Soeharto, laju migrasi internasional meningkat
pesat. Artinya, semakin banyak orang terutama perempuan dan berasal dari
keluarga tani miskin di desa yang menjadi buruh migran di negeri lain seperti
Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea dan
sebagainya. Pada prakteknya, para buruh migran mengalami penderitaan dan
penindasan semenjak direkrut oleh calo, penyalur atau agen, saat berada di
penampungan, selama bekerja di luar negeri dan sesampainya kembali di
Indonesia. Masih berlakunya ekonomi kolonial di Indonesia telah membuat
angkatan kerja yang ada memiliki tingkat pendidikan dan kecakapan yang sangat
rendah. Dengan keadaan seperti itu, maka bisa dipastikan bahwa sebagian besar
buruh migran Indonesia hanya mengisi jenis pekerjaan dengan tingkat ketrampilan
rendah dan upah yang sangat murah seperti misalnya pembantu rumah tangga.
Pemerintah yang telah menjadi frustasi karena tidak mampu memecahkan
masalah pengangguran lantas menjadikan ekspor manusia sebagai andalan.
Pemerintah beranggapan bahwa buruh migran menjadi salah satu pemecahan masalah
penyediaan lapangan pekerjaan dan pada saat yang sama peningkatan pendapatan
negara. Sesungguhnya mengapa pemerintah sangat bersemangat menggalakkan ekspor
buruh migran, salah satunya karena merupakan ladang emas bagi para aparaturnya
yang korup. Sebagai akibat berlakunya ekonomi kolonial, maka terjadi
perkembangan ekonomi yang tidak merata : antara desa dengan kota, antar daerah
dalam satu propinsi, antar propinsi, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa.
2.10 AKIBAT MIGRASI
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu
nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu
dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk
berkelangsungan hidupnya dan migrasi pun mempunyai dampak-dampaknya juga.
Dari semua faktor-faktor seperti kesehatan,
ketidak nyamanan, wilayah, ekonomi, susah lahan pekerjaan, bencana alam,dan
sosial budaya maka penduduk pun akan berpikir untuk segera melakukan migrasi
ketempat yang menurut ia nyaman dan semua itu demi berkelangsungan hidupnya
Seiring waktu berjalan kota yang diserbu
para imigran pun padat maka timbul lah akibat-akibat dari imigrasi, kebanyakan
migrasi di Indonesia tidak terkendali dikarenakan kurangnya data pada proses
migrasi karena imigran banyak yang melakukan imigrasi iliegal.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari
migrasi:
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu
kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak
sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata
yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang
• Akan cepatnya terjadi bencana alam,
karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka
lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk
resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga
wabah penyakit
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal
di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa
alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun
dimana-mana
• Area perkuburan yang makin sempit
dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat
mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya
• Lahan pekerjaan yang sempit karena
banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi
sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang
area penjualannya sangat sempit
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu
No comments:
Post a Comment